spot_img
BerandaHUKRIMPancasila Tidak Lebih dari Sekedar Sebuah Hiasan Dinding Semata

Pancasila Tidak Lebih dari Sekedar Sebuah Hiasan Dinding Semata

- Advertisement -spot_img
|| Journalistpolice.com – Inilah fakta nyata dan bukti yang sangat terang benderang bahwa Pancasila itu tidak lebih dari sekedar sebuah hiasan dinding semata.

PANCASILA:

  1. KETUHANAN YANG MAHA ESA;

Jelas di sila pertama ini disebutkan bahwa Tuhan adalah Maha Esa, di atas segala-galanya. Dalam hal ini, seharusnya para wakil rakyat dan pemimpin negara takut kepada Tuhan.

Jika mereka gagal dan ingkar kepada janji-janji mereka untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Tapi faktanya tidak sedikit dari mereka yang memperkaya diri sendiri.

Padahal saat mereka mencari suara rakyat, mereka datang selayaknya pengemis, tapi saat diberi jabatan mereka lupa bahwa telah berjanji dalam sebuah sumpah dibawah kitab suci. Kemudian sila ke-2 berbunyi…

BACA JUGA  Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Penggelapan Dana BOX UPTD Puskesmas

  1. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB;

Sejauh ini saya tidak menemukan adab yang baik dari pemerintah kepada rakyatnya dan keadilan juga sangat sukar untuk rakyat dapatkan, kecuali membelinya dengan sejumlah uang.

Terlihat jelas bahwa keadilan dalam sila ke-2 hanya omong kosong dan sulit didapatkan, karena tidak ada satupun dari seluruh rakyat Indonesia yang telah merasakan keadilan yang hakiki.

Justeru yang dipertontonkan adalah keadilan itu menjadi seperti sebuah barang yang dijual terbatas oleh para penegak hukum untuk rakyat miskin, tapi dijual obral seperti barang asongan untuk para pejabat dan orang-orang kaya, Lalu sila ke-3 pun berdengung dalam kalimat…

BACA JUGA  Polres Kotim di Praperadilkan Advokat dan Konsultan Hukum
  1. PERSATUAN INDONESIA;

Dari sila ke-3 ini muncul pertanyaan; Kenapa rakyat atau mahasiswa sering melakukan demo; Adakah hubungan langsung dari pemerintah kepada seluruh rakyat, sebelum mereka mengambil kebijakan.

Jawabannya tentu saja tidak ada. Bahakan anggota DPR yang katanya adalah perwakilan dari rakyat, tidak pernah sekalipun berdiskusi secara umum bersama masyarakat saat mereka memutuskan perkara.

Karena mereka lebih mementingkan Partai dan Ketua Umum Partai Politik, selebihnya yang mereka tahu hanya kepentingan untuk perut keluarga mereka sendiri. Kemudian Pancasila ke-4 bersenandung…

BACA JUGA  Luar Biasa! Richard William Resmi Gugat 6 Hakim Agung di PN Jakarta Pusat
  1. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN;

Sila ke-4 ini sangat syahdu dan terdengar seperti lagu yang dinyanyikan dengan suara yang sangatlah merdu.

Padahal pada kenyataannya sila ke-4 ini lebih mirip seperti suara petir yang menggelegar, lalu menjadi sebuah bencana besar, kemudian berubah menjadi malapetaka Maha dahsyat yang berkepanjangan untuk masyarakat Indonesia. Khususnya bagi rakyat kecil dan orang-orang miskin.

Kenapa bisa dikatakan demikian, karena dalam sila ke-4 inilah sumber dari sebuah kehancuran negara akan tercipta.

BACA JUGA  Ketua BPD Pamalian Gelar Rapat Terbuka Bersama Masyarakat Kasus Asusila Oknum Kades

Bagaimana negara tidak hancur jika para pejabat tinggi negara dan para wakil rakyatnya melakukan korupsi besar-besaran dan itu mereka lakukan dengan telanjang secara berjemaah.

Mereka dengan hikmat dan sadar melakukan korupsi uang pajak dan uang APBN yang terperas dari hasil keringat jerih payah rakyat. Lalu mereka dengan kompak bermusyawarah untuk saling melindungi dan menutupi kasus-kasus mega korupsi.

Kemudian mereka dengan bijak dan entengnya mengatakan bahwa itu hanyalah perbuatan salah satu oknum. Sila terakhir yaitu sila ke-5 yang bernada…

BACA JUGA  DPD-LAMI Laporkan Proyek 17 Miliar di Kapuas ke Kejati Kalteng
  1. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA;

Ini adalah sila terakhir yang saya anggap sebagai sila paling menyedihkan, yang pernah tercatat diantara 5 sila lainnya.

Terkhusus untuk sila ke-5 ini saya sama sekali tidak mampu memberikan pendapat apapun. Karena dalam sila ini sudah terlalu banyak nyawa yang menghilang, darah yang tertumpah dan begitu deras dihujani oleh air mata kesedihan dan penderitaan dari seluruh rakyat Indonesia.

Jika kalian memiliki makna dari sila ke-5, maka silakan kalian tuliskan arti dan alasannya, saya tidak sanggup untuk menguraikan sila terakhir. Karena jauh di dalam lubuk hati sanubari ini sedang menahan rasa sakit dan sedih, yang hampir membuat mata ini meneteskan air mata.

Tapi jika kalian menganggap saya telah salah, karena menilai Pancasila ini tidak lebih dari sekedar hiasan dinding semata, maka mari kita bediskusi secara sehat dengan menggunakan nalar yang bersih, serta berargumenlah dari data, fakta dan juga realita, demikian (Red).

Sumber: Tik-Tok

BACA JUGA  Mantan Gubernur Kalbar Dipanggil Kejati Mangkir
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Berita Terkait
- Advertisement -spot_img

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini